"Sesungguhnya ALLAH Ta'ala tidak melihat kepada bentuk tubuh kamu dan tidak kepada rupa paras kamu tetapi DIA melihat kepada hati kamu." (HR Muslim)
7 August 2011
Menyedari Nikmat2 Allah SWT
Banyak orang yang tidak menyadari atas jutaan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada setiap makhluk-Nya, khususnya kepada kita, kaum mukmin. Karena banyak yang tidak menyadari nikmat Allah SWT, otomatis banyak pula yang tidak “mensyukuri” nikmat Allah SWT. Coba simak dan renungkan terhadap diri kita sendiri, bahwa tidak kita sadari Allah telah menggerakkan sel-sel / organ tubuh kita terus menerus tanpa henti sejak kita dilahirkan.
Ternyata dari hasil pengamatan, penyelidikan dan riset para ahli dibidang kedokteran, manusia dalam sehari (24 jam) sejak Adam hingga manusia terakhir yang dimatikan Allah mempunyai sel-sel dan organ tubuh yang terus bergerak non stop tanpa kenal lelah hingga ajal menjemputnya yang mempunyai keunikan tersendiri, yaitu:
- Dalam sehari kita bernafas +/- 20.000 kali.
- Dalam sehari jantung kita berdetak +/- 100.000 kali.
- Dalam sehari kita menghirup udara/bernafas sebanyak +/- 400 M3.
- Dalam sehari darah kita menempuh sejauh +/- 160.000.000 km.
- Otot kita bergerak dalam sehari +/- 700 otot.
- Kerja sel-sel otak kita dalam sehari berjumlah +/- 7.000.000 sel otak.
- Rambut kita dalam sehari bertambah panjang +/- 0,9 mm.
- Kuku kita dalam sehari bertambah panjang +/- 0,05 mm.
Yang perlu kita lakukan adalah merenung…, nikmat Allah yang manakah yang masih kita dustakan? Apakah benar kesempurnaan hidup hanya dilihat dari fisik, berupa ketampanan dan keperkasaan atau harta/kekayaan seseorang? Tentu saja tidak. Kita tidak perlu menjadi olahragawan atau mempunyai gunung emas untuk menjadi sempurna, kenyataannya banyak dijumpai orang yang badannya kekar, sehat wal afiat dan kaya raya sekalipun masih bisa terkena berbagai macam penyakit, bahkan penyakit yang mematikan tanpa ada sebab-sebab sebelumnya.
Ada 4 katagori nikmat yang kebanyakan orang-orang mengabaikannya, tidak disadari oleh dirinya sendiri dan aru disadari setelah nikmat itu hilang:
1. NIKMAT MASA MUDA.
Disaat seseorang masih dalam usia remaja (usia muda), kebanyakan dari mereka tidak memanfaatkan masa mudanya untuk beramal dan mencari bekal untuk akhirat. Mereka tidak menyadari atas nikmat usia muda yang punya potensi diri, masih serba optimal baik dari kekuatan tubuh, semangat, kemampuan berfikir, dll.
Kebanyakan dari mereka memanfaatkan masa muda untuk hal-hal yang kurang bermanfaat:
- Dihabiskan untuk hura-hura
- Melihat acara TV yang berlebihan
- Ibadah yang dilakukan sekedar gugur kewajiban
Nikmat usia muda ini baru disadari setelah masa mudanya lewat, setelah seseorang menginjak usia tua. Ternyata masa muda adalah suatu nikmat yang luar biasa jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, dijalan yang diridhai Allah SWT.
2. NIKMAT SELAMAT
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap orang sepertinya menjalani hidup ini apa adanya… berlalu begitu saja bagaikan air yang mengalir. Seorang suami yang sudah 20 tahun bekerja, berangkat pagi pulang malam dengan sepeda motornya, ada yang dengan mobilnya, dilaluinya dengan biasa-biasa saja, tanpa ada rasa syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dirinya selama berkendara motor ataupun mobil tersebut.
Sadarilah bahwa:
- Kita bisa selamat hingga usia sekarang ini, semuanya atas nikmat Allah SWT yang masih sayang kepada kita. Kita setiap hari diselamatkan oleh Allah SWT dalam berkendara (sepeda motor, mobil). Memang kita terampil dalam bermobil… apalagi sudah pengalaman nyetir lebih dari 20 tahun… Sadarlah bahwa selama ini kita selamat dalam bermobil karena Allah SWT sayang kepada kita.
Kalau Allah mau berkehendak, bisa saja kita mendapat celaka akibat orang lain yang ceroboh… sehingga kecelakaan menimpa kita, atau disaat kita sedang nyetir…tiba-tiba kantuk yang luar biasa, sehingga terjadi tabrakan yang tidak kita kehendaki. Setiap ada kecelakaan.. pastilah bukan kemauan kita, tapi itulah yang terjadi, kalau Allah sudah berhehendak.. pastilah terjadi… Kun Faya Kun, maka terjadilah.
Sudahkan kita bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat ini? berupa nikmat “selamat” hingga masih bisa menghirup udaranya Allah ini?
- Rumah tangga kita yang aman, tentram tanpa gangguan sama sekali dianggap wajar-wajar saja. Padahal kalau kita menyadari… semuanya adalah atas nikmat Allah SWT. Coba bayangkan rumah saudara-saudara kita yang setiap musim hujam selalu terendam banjir, rumah saudara-saudara kita yang sering kena musibah longsor, gempa, kesulitan air dimusim kemarau… Alhamdulillah, dirumah yang selama ini kita tempati… semuanya diberi kemudahan oleh Allah SWT, air PDAM lancar, listrik jarang ada gangguan, atap tidak bocor, dll.
3. NIKMAT SEHAT
Sering tidak kita sadari bahwa selama ini kita diberi kesehatan yang prima, jarang terkena penyakit… semuanya atas kasih sayang Allah SWT kepada kita semua. Sering tidak kita sadari bahwa kita mempunyai anggota tubuh yang sempurna, tanpa cacat sama sekali…tapi kita menganggapnya sesuatu yang wajar. Bayangkan terhadap saudara-saudara kita:
- Cacat kedua kaki (lumpuh). Mereka-mereka yang mempunyai tubuh cacat sebenarnya juga tidak menghendaki…, mereka keinginannya mempunyai tubuh yang sempurna. Mereka hanya bisa membayangkan… “alangkah nikmatnya mempunyai tubuh yang sempurna”. Sedangkan kita sendiri tidak memanfaatkan dengan maximal, sedangkan mereka yang cacatpun dengan gigih dan semangat untuk menjalani hidup ini penuh dengan optimis.
- Mereka-mereka yang buta sejak lahir atau buta karena penyakit mata. Mereka membayangkan… “alangkah nikmatnya mempunyai mata yang bisa melihat keindahan dunia”. Sedangkan kita sendiri yang diberi kesempurnaan mata, sering tidak menyadari keberadaan mata ini untuk hal-hal yang positif.
- Mereka yang sedang dicoba sakit…baru menyadari akan nikmatnya “sehat”. Sudahkah kita menyadari nikmatnya sehat, kemudian selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat ini?
4. NIKMAT HIDUP
Sering kita menyia-nyiakan hidup kita ini dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Sering kita dengar bahwa hidup ini bagaikan “mampir ngombe” jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat nanti. Kenapa kita tidak menyiapkan bekal yang sebanyak-banyaknya… agar di akhirat tidak merugi dan menyesal? Banyak orang yang baru menyadari akan nikmatnya “hidup” ini setelah mengalami kematian. Disaat masih hidup di dunia ini banyak waktu yang disia-siakan, banyak meninggalkan perintah-perintah-Nya. Penyesalan sesudah kematian tidaklah berguna.. Mumpung kita masih diberi kesempatan “hidup” ini, marilah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amalan-amalan shalih.
Ma’a syiral muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Semoga kajian kali ini membawa manfaat bagi kita semua dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba Allah yang menyadari dan mensyukuri atas nikmat-nikmat Allah SWT.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment